Makalah Perilaku Organisasi
“Peran Komunikasi
yang Efektif dalam Organisasi”
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Moderator
: Nur Fadilawati
Presentasi : Nana Erdiyana
Notulen :
Maya Lestari
Dosen :
Drs. Sofyan, M.si
Kelas/ Semester : G/ V ( Lima)
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)
Lancang Kuning Dumai
Tahun ajaran 2012/2013
Kata Pengantar
Puji syukur kehadiratan Allah SWT yang telah
menganugerahkan rahmat, karunia, dan ridha-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini yang berjudul “Peran Komunikasi yang Efektif dalam Organisasi”.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas Individu
pada mata kuliah “Perilaku Organisasi”.
Dalam kesempatan ini Penulis tidak lupa mengucapkan
Terima Kasih kepada Dosen pembimbing yaitu Bapak
Drs.
Sofyan, M.si, serta semua pihak yang telah membantu
penulis dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh
dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
perbaikan dari semua pihak yang terkait. Sehingga kekurangan yang ada dapat
diperbaiki dan disempurnakan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat sebagaimana mestinya, khususnya bagi
mahasiswa.
Dumai,
07 Desember
2012
Kelompok 3
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A.Latar Belakang
B..Rumusan Masalah
C.Tujuan Penulisan
Bab II Pembahasan
A.Pengertian Komunikasi
B.Unsur-unsur Komunikasi
C.Proses Komunikasi
D.Bentuk-bentuk Komunikasi
E.Membangun Komunikasi yang
Efektif
F.Fungsi dan Tujuan
Komunikasi
Bab III Penutup
A.Kesimpulan
B.Saran
Daftar Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial,
setiap manusia senantiasa berinteraksi dengan manusia lainnya, bahkan cenderung
hidup berkelompok atau berorganisasi untuk mencapai tujuan bersama yang tidak
mungkin dicapai bila ia sendiri. Interaksi dan kerja sama ini akan terus
berkembang dengan teratur sehingga membentuk wadah yang disebut dengan
organisasi. Interaksi atau hubungan antar individu-individu dan kelompok/tim
dalam setiap organisasi akan memunculkan harapan-harapan. Harapan ini kemudian
akan menimbulkan peranan-peranan tertentu yang harus diemban oleh masing-masing
individu untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan organisasi/kelompok. Sebuah
organisasi memang dibentuk sebagai wadah yang didalamnya berkumpul sejumlah
orang yang menjalankan serangkaian aktivitas tertentu secara teratur guna
tercapainya tujuan yang telah disepakati bersama. Terlebih dalam kehidupan
masyarakat modern, manusia merasa bahwa selain mengatur dirinya sendiri, ia
juga perlu mengatur lingkungannya, memelihara ketertiban, mengelola dan
mengontrolnya lewat serangkaian aktifitas yang kita kenal dengan manajemen dan
organisasi. William (1956) menyebutnya dengan istilah “The Organisation
Man”.
Dalam setiap organisasi
yang diisi oleh sumber daya manusia, ada yang berperan sebagai pemimpin, dan
sebagian besar lainnya berperan sebagai anggota/karyawan. Semua orang yang
terlibat dalam organisasi tersebut akan melakukan komunikasi. Tidak ada
organisasi tanpa komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari organisasi.
Komunikasi ibarat sistem yang menghubungkan antar orang, antar bagian dalam
organisasi, atau sebagai aliran yang mampu membangkitkan kinerja orangorang
yang terlibat di dalam organisasi tersebut. Efektivitas organisasi terletak
pada efektivitas Komunikasi, sebab komunikasi itu penting untuk menghasilkan
pemahaman yang sama antara pengirim informasi dengan penerima informasi pada
semua tingkatan/level dalam organisasi. Selain itu komunikasi juga berperan
untuk membangun iklim organisasi yang pada akhirnya dapat mempengaruhi
efisiensi dan produktivitas organisasi.
Komunikasi memegang
peranan penting dalam organisasi. Tanpa komunikasi organisasi akan mandek
(berhenti), karena tidak ada dinamika yang berjalan dalam organisasi itu.
Organisasi yang didalamnya terdapat orang-orang dan bagian-bagian serta
fungsi-fungsi tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan baik tanpa adanya
komunikasi satu sama lain.
Komunikasi adalah
proses menghasilkan, menyalurkan, dan menerima pesan-pesan dalam keseluruhan
proses organisasi. Dalam komunikasi, kemampuan komunikator, keakuratan pesan,
proses penyandian, ketepatan saluran, dan penerima pesan merupakan komponen
yang sangat penting. Terganggunya semua komponen itu akan membawa komunikasi
tidak dapat berjalan dengan semestinya.
Komunikasi bertujuan
untuk memberi dan menerima informasi, untuk mempengaruhi orang lain, membantu
orang lain (misalnya para pelanggan), menyelesaikan masalah, membuat keputusan,
dan mengevaluasi prilaku secara efektif. Tanpa adanya komunikasi, beberapa
tujuan tersebut tidak akan dapat dicapai. Apalagi dewasa ini merupakan abad
informasi yang dalam komunikasi menduduki posisi sentral. Tanpa informasi,
seseorang yang bergerak dalam organisasi bisnis akan tertinggal zaman.Jika
oraganisasi ingin maju, kuasailah segala informasi dan komunikasikanlah
informasi itu dengan cara dan saluran yang benar.
Komunikasi merupakan
aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan hanya dalam kehidupan organisasi,
namun dalam kehidupan manusia secara umum. Komunikasi merupakan hal yang
esensial dalam kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan sesama dengan
cara melakukan komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang
sederhana sampai yang kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia
berkomunikasi secara drastis.
Komunikasi tidak
terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk dari apa saja
interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap badan,
ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Diterimanya pengertian yang sama
adalah merupakan kunci dalam komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu dengan
pengertian yang sama, maka yang terjadi adalah “dialog antara orang satu”.
Komunikasi juga
dikatakan sebagai inti dari kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif dapat
dicapai melalui proses komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin kepada
anggotanya. Visi pemimpin bisa saja bagus, namun tanpa komunikasi yang efektif,
maka visi tersebut tidak akan pernah bisa terwujud. Dalam mengkomunikasikan
visi, maka pemimpin harus bisa menyampaikan suatu gambaran di masa depan yang
mendorong antusiasme serta komitmen orang lain.
B. Rumusan Masalah
Apabila
dikaitkan dengan kepentingan organisasi, maka setiap organisasi yang secara
jelas memiliki hirarki wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi
oleh karyawan, dalam hal ini komunikasi yang efektif bertujuan untuk
mengendalikan perilaku anggota dalam beberapa cara. Misalnya para karyawan
diminta untuk terlebih dahulu mengkomunikasikan setiap keluhan yang berkaitan
dengan pekerjaan kepada atasan langsung, sesuai dengan uraian tugas, atau
sesuai dengan kebijakan internalnya. Dalam hal ini komunikasi efektif
menjalankan fungsinya sebagai kontrol. Namun komunikasi informal juga dapat
mengendalikan perilaku, bila kelompok-kelompok kerja melecehkan seseorang
anggota lainnya mereka secara informal berkomunikasi dan mengendalikan perilaku
anggota itu.
Sehubungan
dengan kepentingan oraganisasi yang membutuhkan komunikasi yang efektif sebagai
kontrol dan mengendalikan perilaku kelompok-kelompok kerja, penulis merumuskan
permasalahan yang dibahas dalam makalah ini bahwa:
“BAGAIMANA
KEGUNAAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DALAM ORANISASI”
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulis dalam pembuatan makalah
ini adalah selain untuk memenuhi tugas pada mata kuliah “Perilaku Organisasi“.
Ada juga tujuan lain diantaranya yaitu :
a. Agar
pembaca mengetahui lebih dalam tentang pengertian komunikasi.
b. Agar
pembaca mengetahui apa saja unsur-unsur yang ada didalam komunikasi.
c. Agar pembaca mengetahui bagaimana proses
komunikasi.
d. Agar
pembaca mengetahui apa saja bentuk-bentuk dari komunikasi.
e. Agar
pembaca mengetahui bagaimana membangun komunikasi yang efektif
f. Agar
pembaca mengetahui apa saja fungsi dan tujuan dari komunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
a. Pengertian dan Makna Hakiki Komunikasi
Secara
etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin cum, sebuah kata
depan yang artinya dengan atau bersama dengan, dan kata units,
sebuah kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata
benda communio, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan communion,
artinya kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau
hubungan. Karena untuk ber-communio diperlukan adanya usaha dan
kerja, kata itu dibuat menjadi kata kerja communicate, yang berarti membagi
sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap,
bertukar pikiran, berhubungan, berteman. Jadi, komunikasi berarti
pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukar pikiran, atau hubungan
(Hardjana, 2003)
Arti lain
yang juga dikemukakan dalam kamus tersebut adalah berbagi (to share)
atau bertukar (to exchange)
pendapat, perasaan, informasi, dan sebagainya. Adapun communication
diartikan sebgai tindakan atau proses berkomunikasi (the act of proces of
communicating)
b. Teori tentang Komunikasi
a) Dennis Murphy dalam bukunya Better
Business Comunication, sebagaimana dikutip oleh Drs. lg Wursanto (1994),
dalam bukunya Etika Komunikasi Kantor, mengatakan, “Communication is the
whole process used to reach other minds” (komunikasi adalah seluruh proses
yang dipergunakan untuk mencapai pikiran-pikiran orang lain).
b) Adapun menurut Harwood, Communication
is more technically defined as a process for conduction the memories” (komunikasi
didefinisikan secara lebih tekhnis sebagai suatu proses untuk membangkitkan
kembali ingatan-ingatan).
c) Menurut Longman Dictionary of
Contemporary English memberikan definisi kata communicate sebagai
upaya untuk membuat pendapat, mengatakan perasaan, menyampaikan informasi, dan
sebagainya, agar diketahui atau dipahami oleh orang lain (to make opinions,
feelings, information etc., known or understood by others).
d) Menurut Gde (1959:5) secara etimologis mendefinisikan
“komunikasi sebagai proses yang membuat suasana berbeda dalam kebersamaan
kepada dua orang atau lebih yang tadinya monopoli satu orang saja.”
Dari pengertian diatas asal kata komunikasi tersebut di atas
apabila dicirikan merupakan suatu karakteristik dari makna yang relevan dengan
komunikasi manusia, yakni “kebersamaan”. Dengan demikian pengertian yang
berkaitan dengan komunikasi pada kenyataannya adalah merupakan fenomena sosial.
Karenanya jelas bahwa aspek makna yang fundmental sebagaimana terdapat dalam
komunikasi manusia adalah sifat sosialnya.
e) Berlo dalam bukunya Communication
Process mengemukakan “komunikasi sebagai suasana yang penuh keberhasilan
jika dan hanya jika penerima pesan memiliki makna terhadap pesan tersebut di
mana makna yang diperolehnya tersebut Komunikasisama dengan apa yang dmaksudkan
oleh sumber.”
f) Myers & Myers (1982: xv) mengemukakan
pendapatnya tentang komunikasi sebagai titik pusat kekuatan menyatukan sehingga
terjadi koordinasi antara orang-orang dan karenanya mereka akan bergerak pada
suatu tindakan yang terorganisir.
g) Siporin (1975:165) mengemukakan bahwa
komunikasi adalah proses pertukaran informasi antara dua orang atau lebih, dan
dalam proses itu terjadi kegiatan-kegiatan memberi/mengirim, menerima, dan
menanggapi pesan-pesan diantara orang-orang yang berinteraksi.
h) Kincaid (1977:7) mengemukakan,
“komunikasi adalah proses saling berbagi atau menggunakan informasi secara
bersama dan pertalian antara para peserta dalam proses informasi”.
B. Unsur-unsur Komunikasi
Unsur
sering juga disebut bagian, komponen, dan, elemen. Kamus Umum Bahasa Indonesia
mengartikan unsur sebagai bagian penting dalam suatu hal, sedangkan komponen
atau elemen, berarti bagian yang merupakan seutuhnya. Jadi, yang
dimaksud dengan komponen atau unsur adalah bagian dari keseluruhan dalam suatu
hal.
Dalam
proses komunikasi terdapat tiga unsur yang mutlak harus dipenuhi. Ketiga unsur
komunikasi itu merupakan kesatuan yang utuh dan bulat. Apabila salah satu unsur
tidak ada, komunikasi tidak akan terjadi. Dengan demikian, setiap unsur dalam
komunikasi itu mempunyai hubungan yang sangat erat, dan saling bergantung satu
dengan yang lainnya. Artinya, keberhasilan komunikasi ditentukan oleh semua
unsur tersebut. Ketiga unsur komunikasi itu adalah sebagai berikut.
a. Komunikator/sender/pengirim
Komunikasi/sender
adalah orang yang menyampaikan isi pernyataannya kepada orang komunikan.
Komunikator bisa perseorangan, kelompok, atau organisasi pengirim berita.
Tanggung
jawab utama dari seorang komunikator adalah:
a) mengirim pesan dengan jelas
b) memilih channel/saluran/media yang
cocok untuk mengirim pesan
c) meminta kejelasan bahwa pesan telah
diterima dengan baik
Untuk
itu, dalam menyampaikan pesan/informasi/berita, komunikator harus memerhatikan
dengan siapa dia berkomunikasi, apa yang akan dia sampaikan, dan bagaimana cara
menyampaikannya. Dalam menyampaikan pesan, dia harus menyesuaikan dengan
tingkat pengetahuan pihak yang menerima.
Adapaun
pesan/informasi/berita yang dikirim dapat berbentuk perintah/instruksi, saran,
usul, permintaan, pengumuman, berita duka, dan sebagainya.
b. Komunikan/receiver/penerima
Komunikan/penerima
adalah partner/rekan dari komunikator dalam komunikasi. Sesuai dengan
namanya, ia berperan sebagai penerima berita. Dalam komunikasi, peran pengirim
dan penerima selalu bergantian sepanjang pembicaraan. Penerima mungkin
mendengarkan pembicara atau menuliskan teks atau mengintepretasikan pesan
dengan berbagai cara.
Tanggung
jawab penerima pesan adalah:
a) berkonsentrasi pada pesan untuk memahami
pesan yang diterima dengan baik dan benar
b) memberikan umpan balik pada pengirim
untuk memastikan pembicara/pengirim bahwa pesan telah diterima dan dimengerti
(ini sangat penting, terutama pada pesan yang dikirimkan secara lisan).
Dengan
diterimanya umpan balik dari pihak komunikan, akan terjadi komunikasi dua arah
(two-way traffic atau two-way flow of communication).
Apabila
antara pengirim berita dan penerima berita mempunyai pengalaman yang sama,
komunikasi dapat berjalan dengan lancar.
c. Channel/saluran/media
Channel adalah saluran atau jalan yang dilalui
oleh isi pernyataan komunikator kepada komunikan, atau jalan yang dilalui feedback
komunikan kepada komunikator yang digunakan oleh pengirim pesan. Pesan
dapat berupa kata-kata atau tulisan, tiruan, gambaran, atau perantara lain yang
dapat digunakan untuk mengirim melalui berbagai channel yang berbeda,
seperti telepon, televisi, faksimili, fotocopi, hand signal, E-mail, sandi
morse, semafor, SMS, dan sebagainya. Pemilihan channel dalam
proses komunikasi bergantung pada sifat berita yang akan disampaikan (Wursanto,
1994). Ada tiga macam bentuk berita:
a) berita yang bersifat audible,
yaitu berita yang dapat didengar, baik secara langsung maupun tidak langsung
(sarana telepon, radio, lonceng, sirene)
b) berita yang bersifat visual, yaitu
berita yang dapat dilihat, yang berbentuk tulisan, gambar-gambar, poster, serta
tanda-tanda, seperti sinar lampu, bendera
c) berita yang bersifat audio-visual,
yaitu berita yang daat didengar dan dilihat, baik melalui televisi, film,
pameran, maupun kesenian.
Dalam
praktik komunikasi, channel/media tidak selalu diperlukan oleh
komunikator. Artinya, komunikasi dapat dilakukan secara langsung tanpa medium,
yaitu isi pesan komunikator sampai kepada komunikan tanpa melalui media dan feedback
dari komunikan kepada komunikator juga tidak melalui media. Proses komunikasi
seperti ini disebut komunikasi langsung atau face to face (direct communication).
Ada
bebeapa ciri komunikasi face to face, atau komunikasi yang menggunakan
saluran antarpribadi (Liliweri, 1991), yaitu:
a) arus pesan yang cenderung dua arah
b) konteks komunikasi tatap muka
c) tingkat umpan balik yang terjadi tinggi
d) kemampuan mengataasi tingkat selektivitas
(selective exposure) yang tinggi
e) kecepatan jangkauan terhadap audience
yang besar relatif lambat
f) efek yang mungkin terjadi adalah
perubahan sikap
Namun,
pada era informasi saat ini, media komunikasi sebagai unsur yang sangat penting
dalam menunjang kecepatan dan keakuratan penyampaian informasi, hendaknya
dimanfaatkan secara optimal.
Saat ini,
pesan melalui SMS merupakan media komunikasi yang paling disenangi masyarakat
di Indonesia.
C. Proses Komunikasi
Sebelum
masuk kedalam proses komunikasi dengan komunikan, dalam pikiran komunikator
terjadi semacam rangsangan atau stimulus. Rangsangan itu terjadi karena faktor
di luar dirinya (menyampaikan pesan karena ada peristiwa di luar dirinya), atau
karena adanya faktor dari dalam dirinya (menyampaikan pesan dari dirinya
sendiri), yaitu hasil oleh pikirannya sendiri yang ada dibenaknya.
Komunikator,
sebelum mengirimkan pesannya, terlebih dahulu mengemasnya dalam bentuk yang dianggap sesuai dan dapat diterima serta
dimengerti oleh komunikan. Pengemasan pesan ini disebut sebagai encoding.
Encoding secara harfiah, berarti memasukkan dalam kode. Dengan encoding
itu, komunikator memasukkan atau mengungkapkan perasaannya kedalam kode atau
lembang dalam bentuk kata-kata atau nonkata, mesalnya raut wajah atau gerak
gerik tubuh.
Seteah
pesan sampai pada komunikan, bila ada feedback, komunikan akan bertindak
sebagai komunikator, yaitu memasukkan codeyang disebut sebagai decoding
untuk disampaikan kembali kepada komunikator.
Proses
komunikasi mempunyai dua model, yaitu model linier dan model sirkuler.
a. Model Linier
Model ini
mempunyai ciri sebuah proses yang hanya terdiri atas dua garis lurus, yaitu
proses komunikasi beraal dari komunikator dan berakhir pada komunikan. Contoh: formula
lasweell. Formula ini dikenal dengan rumusan cara untuk menggambarkan
dengan tepat sebuah tidnak komunikasi, yaitu dengan menjawab pertanyaan:
a) who (siapa)
b) says what (mengatakan apa)
c) in which channel (dengan saluran yang mana)
d) to whom (kepada siapa)
e) with what effect (dengan efek seperti apa)
b. Model Sirkuler
Model
sirkuler ditandai dengan adanya unsur feedback. Dengan demikian, proses
komunikasi tidak berawal dari satu titik dan berakhir pada titik yang lain.
Jadi, peroses komunikasi sirkuler itu berbalik satu lingkaran penuh.
Komunikasi
yang efektif mempunyai ciri-ciri, yaitu dua arah (two ways). Model
seperti ini menunjukkan adanya arus dari satu orang atau kelompok kepada orang
atau kelompok lainnya, melalui umpan balik/feedback, kembali ke orang
semula, membuat loop (balikan) atau putaran penutup. Balikan bermula
pada saat seseorang atau pengirim (sender) mempunyai pesan yang akan
dikomunikasikan. Pertama-tama, pengirim (sender) menulis pesan dan
memberi arti dengan harapan pesannya dapat dimengerti. Pengirim selanjutnya
mengirim pesan atau menyampaikannya melalui saluran (channel), baik
melalui saluran formal atau informal di antara dua pihak, dengan menggunakan
media atau perantara, misalnya face to face (berbicara tatap muka),
telepon, menulis memo, faksimili, internet.
Penerima
kemudian menerima pesan itu dan mencoba memahaminya, dengan cara menguraikan
isi pesan yang telah diterima. Untuk itu, ia harus mendengarkan dengan baik
apabila pesan disampaikan secara tertulis. Penerima memberi tahu kepada
pengirim pesan dengan memberikan umpan balik bahwa pesan telah diterima.
Dalam
banyak hal, komunikasi sering mengalami gangguan atau noise yang
merupakan penghambat komunikasi sehingga dapat mengurangi keakuratan
(ketepatan) pesan yang disampaikan.
Gangguan
itu dapat terjadi selama komunikasi berlangsung, Misalnya, pesan yang
disampaikan tidak jelas, pesan tertulis yang disampaikan tidak jelas, pesan
yang diuraikan tidak menyeluruh, media yang digunakan untuk menyampaikan pesan
mengalami gangguan, atau unsur waktu yang menekan atau membatasi penyampaian
pesan.
D. Bentuk-bentuk Komunikasi
Komunikasi
mempunyai berbagai bentuk bergantung dari segi apa kita memandangnya. Berikut
adalah bentuk-bentuk tersebut.
a. Dari segi penyampaian pesannya,
komunikasi dapat dilakukan secara lisan dan secara tertulis, atau secara
elektronik melalui radio, televisi, telepon, internet, dan sebagainya.
b. Dari segi kemasan pesan, komunikasi dapat
dilakukan secara verbal (dengan berbicara) atau dengan non verbal (dengan
bahasa isyarat). Komunikasi verbal: diwakili dalam penyebutan kata-kata,
yang pengungkapannya dapat dilakukan dengan lisan atau tertulis. Komunikasi
nonverbal: terlihat dalam ekspresi wajah atau mimik wajah, gerakan tangan,
mata, dan bagian tubuh lainnya.
c. Dari segi kemasan keresmian pelaku
komunikasi, saluran komunikasi yang digunakan, dan bentuk kemasan pesan,
komunikasi dapat dkategorikan sebagai bentuk komunikasi formal dan nonformal.
d. Dari segi pasangan komunikasi, komunikasi
dapat dilihat sebagai:
a) komunikasi interpesonal (inter pesonal
communication), yaitu proses komunikasi dalam diri komunikator: pengirim
dan pesannya adalah dirinya sendiri. (Manusia sebagai makhluk rohani)
b) komunikasi interpesonal (inter pesonal
communication), yaitu interaksi tatap muka antara dua orang atau lebih yang
pengirimnya dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat
menerima dan menanggapinya secara langsung pula. (Manusia sebagai makhluk
sosial)
Secara
garis besar, komunikasi dapat dibagi menjadi komunikasi verbal dan komunikasi
nonverbal.
a. Komunikasi verbal (verbal
communication)
Dalam
komunikasi verbal, informasi disampaikan secara verbal atau lisan. Proses
penyampaian informasi secara lisan inilah yang dinamakan berbicara.
Kualitas proses komunikasi verbal sering ditentukan oleh intonasi suara dan
ekspresi raut muka serta gerakan-gerakan tubuh atau body language.
Maksudnya, kata-kata yang diucapkan akan lebih jelas apabila disampaikan dengan
intonasi suara, mimik, dan gerakan-gerakan yang tepat.
Dalam
kehidupan sehari-hari, penyampaian dan penerimaan pesan yang menggunakan
kata-kata sering juga menggunakan tulisan. Meskipun dalam bentuk tulisan,
bahasa yang dipakai adalah bahasa lisan. Dalam organisasi, media verbal,
seperti buletin, pamflet, leaflet merupakan media yang mempunyai peluang yang
mempunyai hubungan personal yang tinggi dan mempunyai peluang yang dapat
langsung memberikan umpan balik, seperti diskusi dan tatap muka.
b. Komunikasi nonverbal (nonverbal
communication)
Dalam
komunikasi nonverbal, informasi disampaikan dengan menggunakan isyarat (gestures),
gerak-gerik (movement), barang, waktu, cara berpakaian, atau sesuatu
yang dapat menunjukkan suasana hati atau perasaan pada saat tertentu. Misalnya,
ada saat seseorang sedang sakit, atau mungkin sedang stres.
Ada
beberapa komunikasi nonverbal:
a) cara berpakaian: komunikasi dengan penampilan. Kita
sering mendengar pernyataan, “Pakaian menunjukkan apakah ia laki-laki atau
perempuan”, dan kita mungkin akan memerhatikan bahwa model pakaian
mengomunikasikan sesuatu
b) waktu: menantikan saat mekanisme lainnya dalam
komunikasi nonverbal dalam suatu organisasi adalah penggunaan waktu.
c) Menggunakan tempat: seperti waktu, tempat membawakan
komunikasi penting.
E. Membangun komunikasi yang efektif
Secara,
kata efektif sering diartikan sebagai mencapai sasaran yang diinginkan (producing desired result),
berdampak menyenangkan (having s pleasing effect), bersifat aktual, dan
nyata (actual and real). Dengan demikian, komunikasi yang efektif dapat
diartikan sebagai penerimaan pesan oleh komunikan atau receiver sesuai
dengan pesan yang dikirim oleh sender atau komunkator, kemudian receiver
atau komunikan memberikan respon yang positif sesuai dengan yang diharapkan.
Jadi, komunikasi efektif itu terjadi apabila terdapat aliran informasi tersebut
sama-sama direspons sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut
(komunikator dan komunikan).
a. Aspek-aspek komunikasi yang efektif
Ada lima
aspek yang harus dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif.
a) kejelasan (clarity): bahasa maupun
informasi yang disampaikan harus jelas.
b) ketepatan (accuracy): bahasa dan
informasi yang disampaikan harus betul-betul akurat alias tepat
c) konteks (contex): bahasa dan informasi
harus disampaikan sesuai dengan keadaan dan lignkungan komunikasi itu terjadi
d) alur (flow): keruntutan alur bahasa dan
informasi sangat berarti dalam menjalin komunikasi yang efektif
e) budaya (culture): aspek ini tidak hanya
menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga tata krama atau etika
b. Strategi membangun komunikasi yang
efektif
a. ketahui mitra bicara (audience)
b. dipahami oleh audience
c. ketahui tujuan
d. perhatikan konteks
e. pelajari kultur
f. pahami bahasa
F.
Fungsi dan Tujuan Komunikasi
Komunikasi dikaitkan memiliki peran
dominan dalam kehidupan manusia, sehingga fungsi komunikasi adalah mencapai
tujuan perasn tersebut, yaitu antara lain:
a.
mencapai pengertian satu sama lain
b.
membina kepercayaan
c.
mengkoordinis tindakan
d.
merencanakan strategi
e.
melakukan pembagian pekerjaan
f.
melakukan aktivitas kelompok
g.
berbagi rasa
Dari
berbagai fungsi komunikasi dalam kegiatan berkomunikasi tentu tidak semua
fungsi tersebut secara paralel menjadi tujuan, namun akan dilihat dalam konteks
apa dan bagaimana, serta untuk apa. Berbeda halnya ketika kita berkomunikasi di
antara dua sahabat dengan berkomunikasi di antara dua sahabat dengan
berkomunikasi kepada orang yang baru kita kenal, Dengan demikian, fungsi
komunikasi setidaknya dapat berperan ketika kita juga mengetahui tujuan
komunikasi.
Fungsi
lain yang dikemukakan oleh komunikasi berhubungan dengan perannya dalam
mempermudah pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan informasi yang
diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan memperhatikan
data guna mengenali dan menilai pilihan-pilihan alternatif.
Uraian di
atas mensyaratkan bahwa komunikasi memiliki emat fungsi utama dalam suatu
organisasi atau dalam kelompok tertentu, yaitu:
a. Fungsi pengawasan
b. Fungsi motivasi
c. Fungsi pengungkapan emosional
d. Fungsi informasi. (Robbins, 1996:5)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Secara umum komunikasi adalah proses
pernyataan antar manusia mengenai isi pikiran dan perasaannya. Pengungkapan
isi pikiran dan perasaan tersebut apabila
diaplikasikan secara benar dengan etika yang tepat akan mampu mencegah dan
menghindari konflik antarpribadi, antarkelompok, antarsuku, bahkan antarbangsa,
sehingga dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
b. Halangan terhadap komunikasi yang efektif
adalah terjadinya kegelisahan komunikasi atau kecemasan yang melemahkan.
Meskipun banyak orang ‘ngeri’ berbicara di depan suatu kelompok, penahanan ini
mengenai seluruh kategori tekhnik komunikasi. Orang yang mengalami kegelisahan
komunikasi akan mengalami ketegangan dan kecemasan yang tidak pada tempatnya
(lisan atau tulisan).
B. Saran
a. Apabila antara komunikator dan komunikan
atau sebaliknya tidak terdapat kesamaan makna karena salah satunya tidak
mengerti apa maksud isi pesan yang disampaikan, kondisi demikian dinyatakan
suasana komunikasi yang belum efektif. Untuk itu terlebih dahulu kita harus
memahami pengertian komunikasi baik secara etimologis maupun pengertian dan
definisi komunikasi itu sendiri, tujuan, fungsi, serta juga unsur-unsur
komunikasi dan hal-hal mendasar dalam berkomunikasi.
b. Keadaan yang perlu dicermati dalam proses
komunikasi adalah field of experience yakni pengalaman. Jika pengalaman
yang dimiliki komunikator sama dengan bidang pengalaman yang dimiliki
komunikan, maka komunikasi akan berjalan lancar. Namun ketika pengalaman
komunikator berbeda dari pengalaman komunikan biasanya muncul perbedaan
persepsi di antara keduanya karena tidak muncul kesamaan makna, sehingga
membuat komunikasi tidak efektif.
DAFTAR PUSTAKA
·
Khaerul Umam, 2010. Perilaku Organisasi.
Bandung: CV. Pustaka Setia.
·
Hendyat Soetopo, 2010. Perilaku Organisasi
Teori Praktik di Bidang Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
·
Dr. Erliana Hasan, M.Si., 2010. Komunikasi
Pemerintahan. Bandung: Refika Aditama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar