Kamis, 10 Januari 2013

Makalah Perilaku Organisasi “Peran Komunikasi yang Efektif dalam Organisasi”


Makalah Perilaku Organisasi
“Peran Komunikasi yang Efektif dalam Organisasi”


Disusun Oleh :
Kelompok 3
Moderator     : Nur Fadilawati
Presentasi    : Nana Erdiyana
Notulen         : Maya Lestari
Dosen                     : Drs. Sofyan, M.si
Kelas/ Semester    : G/ V ( Lima)

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)
Lancang Kuning Dumai
Tahun ajaran 2012/2013
Kata Pengantar
Puji syukur kehadiratan Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat, karunia, dan ridha-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini yang berjudul Peran Komunikasi yang Efektif dalam Organisasi. Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas Individu pada mata kuliah Perilaku Organisasi”.
Dalam kesempatan ini Penulis tidak lupa mengucapkan Terima Kasih kepada Dosen pembimbing yaitu Bapak Drs. Sofyan, M.si, serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran perbaikan dari semua pihak yang terkait. Sehingga kekurangan yang ada dapat diperbaiki dan disempurnakan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat sebagaimana mestinya, khususnya bagi mahasiswa. 
                                                                            Dumai, 07 Desember 2012

Kelompok 3
Daftar Isi

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab I Pendahuluan
A.Latar Belakang. 1
B..Rumusan Masalah.. 4
C.Tujuan Penulisan.. 5
Bab II Pembahasan
A.Pengertian Komunikasi 7
B.Unsur-unsur Komunikasi 10
C.Proses Komunikasi 14
D.Bentuk-bentuk Komunikasi 17
E.Membangun Komunikasi yang Efektif 20
F.Fungsi dan Tujuan Komunikasi 21
Bab III Penutup
A.Kesimpulan.. 23
B.Saran.. 23
Daftar Pustaka.
BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial, setiap manusia senantiasa berinteraksi dengan manusia lainnya, bahkan cenderung hidup berkelompok atau berorganisasi untuk mencapai tujuan bersama yang tidak mungkin dicapai bila ia sendiri. Interaksi dan kerja sama ini akan terus berkembang dengan teratur sehingga membentuk wadah yang disebut dengan organisasi. Interaksi atau hubungan antar individu-individu dan kelompok/tim dalam setiap organisasi akan memunculkan harapan-harapan. Harapan ini kemudian akan menimbulkan peranan-peranan tertentu yang harus diemban oleh masing-masing individu untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan organisasi/kelompok. Sebuah organisasi memang dibentuk sebagai wadah yang didalamnya berkumpul sejumlah orang yang menjalankan serangkaian aktivitas tertentu secara teratur guna tercapainya tujuan yang telah disepakati bersama. Terlebih dalam kehidupan masyarakat modern, manusia merasa bahwa selain mengatur dirinya sendiri, ia juga perlu mengatur lingkungannya, memelihara ketertiban, mengelola dan mengontrolnya lewat serangkaian aktifitas yang kita kenal dengan manajemen dan organisasi. William (1956) menyebutnya dengan istilah “The Organisation Man”.
Dalam setiap organisasi yang diisi oleh sumber daya manusia, ada yang berperan sebagai pemimpin, dan sebagian besar lainnya berperan sebagai anggota/karyawan. Semua orang yang terlibat dalam organisasi tersebut akan melakukan komunikasi. Tidak ada organisasi tanpa komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari organisasi. Komunikasi ibarat sistem yang menghubungkan antar orang, antar bagian dalam organisasi, atau sebagai aliran yang mampu membangkitkan kinerja orangorang yang terlibat di dalam organisasi tersebut. Efektivitas organisasi terletak pada efektivitas Komunikasi, sebab komunikasi itu penting untuk menghasilkan pemahaman yang sama antara pengirim informasi dengan penerima informasi pada semua tingkatan/level dalam organisasi. Selain itu komunikasi juga berperan untuk membangun iklim organisasi yang pada akhirnya dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas organisasi.
Komunikasi memegang peranan penting dalam organisasi. Tanpa komunikasi organisasi akan mandek (berhenti), karena tidak ada dinamika yang berjalan dalam organisasi itu. Organisasi yang didalamnya terdapat orang-orang dan bagian-bagian serta fungsi-fungsi tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan baik tanpa adanya komunikasi satu sama lain.
Komunikasi adalah proses menghasilkan, menyalurkan, dan menerima pesan-pesan dalam keseluruhan proses organisasi. Dalam komunikasi, kemampuan komunikator, keakuratan pesan, proses penyandian, ketepatan saluran, dan penerima pesan merupakan komponen yang sangat penting. Terganggunya semua komponen itu akan membawa komunikasi tidak dapat berjalan dengan semestinya.
Komunikasi bertujuan untuk memberi dan menerima informasi, untuk mempengaruhi orang lain, membantu orang lain (misalnya para pelanggan), menyelesaikan masalah, membuat keputusan, dan mengevaluasi prilaku secara efektif. Tanpa adanya komunikasi, beberapa tujuan tersebut tidak akan dapat dicapai. Apalagi dewasa ini merupakan abad informasi yang dalam komunikasi menduduki posisi sentral. Tanpa informasi, seseorang yang bergerak dalam organisasi bisnis akan tertinggal zaman.Jika oraganisasi ingin maju, kuasailah segala informasi dan komunikasikanlah informasi itu dengan cara dan saluran yang benar.
Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia berkomunikasi secara drastis.
Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Diterimanya pengertian yang sama adalah merupakan kunci dalam komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu dengan pengertian yang sama, maka yang terjadi adalah “dialog  antara orang satu”.
Komunikasi juga dikatakan sebagai inti dari kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif dapat dicapai melalui proses komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin kepada anggotanya. Visi pemimpin bisa saja bagus, namun tanpa komunikasi yang efektif, maka visi tersebut tidak akan pernah bisa terwujud. Dalam mengkomunikasikan visi, maka pemimpin harus bisa menyampaikan suatu gambaran di masa depan yang mendorong antusiasme serta komitmen orang lain.
B.   Rumusan Masalah
Apabila dikaitkan dengan kepentingan organisasi, maka setiap organisasi yang secara jelas memiliki hirarki wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan, dalam hal ini komunikasi yang efektif bertujuan untuk mengendalikan perilaku anggota dalam beberapa cara. Misalnya para karyawan diminta untuk terlebih dahulu mengkomunikasikan setiap keluhan yang berkaitan dengan pekerjaan kepada atasan langsung, sesuai dengan uraian tugas, atau sesuai dengan kebijakan internalnya. Dalam hal ini komunikasi efektif menjalankan fungsinya sebagai kontrol. Namun komunikasi informal juga dapat mengendalikan perilaku, bila kelompok-kelompok kerja melecehkan seseorang anggota lainnya mereka secara informal berkomunikasi dan mengendalikan perilaku anggota itu.
Sehubungan dengan kepentingan oraganisasi yang membutuhkan komunikasi yang efektif sebagai kontrol dan mengendalikan perilaku kelompok-kelompok kerja, penulis merumuskan permasalahan yang dibahas dalam makalah ini bahwa:
“BAGAIMANA KEGUNAAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DALAM ORANISASI”
C.   Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulis dalam pembuatan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas pada mata kuliah “Perilaku Organisasi“. Ada juga tujuan lain diantaranya yaitu :
a.    Agar pembaca mengetahui lebih dalam tentang pengertian komunikasi.
b.    Agar pembaca mengetahui apa saja unsur-unsur yang ada didalam komunikasi.
c.     Agar pembaca mengetahui bagaimana proses komunikasi.
d.    Agar pembaca mengetahui apa saja bentuk-bentuk dari komunikasi.
e.    Agar pembaca mengetahui bagaimana membangun komunikasi yang efektif
f.     Agar pembaca mengetahui apa saja fungsi dan tujuan dari komunikasi.







BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Komunikasi
a.    Pengertian dan Makna Hakiki Komunikasi
Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin cum, sebuah kata depan yang artinya dengan atau bersama dengan, dan kata units, sebuah kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communio, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan communion, artinya kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk ber-communio diperlukan adanya usaha dan kerja, kata itu dibuat menjadi kata kerja communicate, yang berarti membagi sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman. Jadi, komunikasi berarti pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukar pikiran, atau hubungan (Hardjana, 2003)
Arti lain yang juga dikemukakan dalam kamus tersebut adalah berbagi (to share) atau bertukar  (to exchange) pendapat, perasaan, informasi, dan sebagainya. Adapun communication diartikan sebgai tindakan atau proses berkomunikasi (the act of proces of communicating)
b.    Teori tentang Komunikasi
a)    Dennis Murphy dalam bukunya Better Business Comunication, sebagaimana dikutip oleh Drs. lg Wursanto (1994), dalam bukunya Etika Komunikasi Kantor, mengatakan, “Communication is the whole process used to reach other minds” (komunikasi adalah seluruh proses yang dipergunakan untuk mencapai pikiran-pikiran orang lain).
b)    Adapun menurut Harwood, Communication is more technically defined as a process for conduction the memories” (komunikasi didefinisikan secara lebih tekhnis sebagai suatu proses untuk membangkitkan kembali ingatan-ingatan).
c)    Menurut Longman Dictionary of Contemporary English memberikan definisi kata communicate sebagai upaya untuk membuat pendapat, mengatakan perasaan, menyampaikan informasi, dan sebagainya, agar diketahui atau dipahami oleh orang lain (to make opinions, feelings, information etc., known or understood by others).
d)    Menurut Gde (1959:5) secara etimologis mendefinisikan “komunikasi sebagai proses yang membuat suasana berbeda dalam kebersamaan kepada dua orang atau lebih yang tadinya monopoli satu orang saja.”
Dari pengertian diatas asal kata komunikasi tersebut di atas apabila dicirikan merupakan suatu karakteristik dari makna yang relevan dengan komunikasi manusia, yakni “kebersamaan”. Dengan demikian pengertian yang berkaitan dengan komunikasi pada kenyataannya adalah merupakan fenomena sosial. Karenanya jelas bahwa aspek makna yang fundmental sebagaimana terdapat dalam komunikasi manusia adalah sifat sosialnya.
e)    Berlo dalam bukunya Communication Process mengemukakan “komunikasi sebagai suasana yang penuh keberhasilan jika dan hanya jika penerima pesan memiliki makna terhadap pesan tersebut di mana makna yang diperolehnya tersebut Komunikasisama dengan apa yang dmaksudkan oleh sumber.”
f)     Myers & Myers (1982: xv) mengemukakan pendapatnya tentang komunikasi sebagai titik pusat kekuatan menyatukan sehingga terjadi koordinasi antara orang-orang dan karenanya mereka akan bergerak pada suatu tindakan yang terorganisir.
g)    Siporin (1975:165) mengemukakan bahwa komunikasi adalah proses pertukaran informasi antara dua orang atau lebih, dan dalam proses itu terjadi kegiatan-kegiatan memberi/mengirim, menerima, dan menanggapi pesan-pesan diantara orang-orang yang berinteraksi.
h)   Kincaid (1977:7) mengemukakan, “komunikasi adalah proses saling berbagi atau menggunakan informasi secara bersama dan pertalian antara para peserta dalam proses informasi”.
B.   Unsur-unsur Komunikasi
Unsur sering juga disebut bagian, komponen, dan,  elemen. Kamus Umum Bahasa Indonesia mengartikan unsur sebagai bagian penting dalam suatu hal, sedangkan komponen atau elemen, berarti bagian yang merupakan seutuhnya. Jadi, yang dimaksud dengan komponen atau unsur adalah bagian dari keseluruhan dalam suatu hal.
Dalam proses komunikasi terdapat tiga unsur yang mutlak harus dipenuhi. Ketiga unsur komunikasi itu merupakan kesatuan yang utuh dan bulat. Apabila salah satu unsur tidak ada, komunikasi tidak akan terjadi. Dengan demikian, setiap unsur dalam komunikasi itu mempunyai hubungan yang sangat erat, dan saling bergantung satu dengan yang lainnya. Artinya, keberhasilan komunikasi ditentukan oleh semua unsur tersebut. Ketiga unsur komunikasi itu adalah sebagai berikut.
a.    Komunikator/sender/pengirim
Komunikasi/sender adalah orang yang menyampaikan isi pernyataannya kepada orang komunikan. Komunikator bisa perseorangan, kelompok, atau organisasi pengirim berita.
Tanggung jawab utama dari seorang komunikator adalah:
a)    mengirim pesan dengan jelas
b)    memilih channel/saluran/media yang cocok untuk mengirim pesan
c)    meminta kejelasan bahwa pesan telah diterima dengan baik
Untuk itu, dalam menyampaikan pesan/informasi/berita, komunikator harus memerhatikan dengan siapa dia berkomunikasi, apa yang akan dia sampaikan, dan bagaimana cara menyampaikannya. Dalam menyampaikan pesan, dia harus menyesuaikan dengan tingkat pengetahuan pihak yang menerima.
Adapaun pesan/informasi/berita yang dikirim dapat berbentuk perintah/instruksi, saran, usul, permintaan, pengumuman, berita duka, dan sebagainya.
b.    Komunikan/receiver/penerima
Komunikan/penerima adalah partner/rekan dari komunikator dalam komunikasi. Sesuai dengan namanya, ia berperan sebagai penerima berita. Dalam komunikasi, peran pengirim dan penerima selalu bergantian sepanjang pembicaraan. Penerima mungkin mendengarkan pembicara atau menuliskan teks atau mengintepretasikan pesan dengan berbagai cara.
Tanggung jawab penerima pesan adalah:
a)    berkonsentrasi pada pesan untuk memahami pesan yang diterima dengan baik dan benar
b)    memberikan umpan balik pada pengirim untuk memastikan pembicara/pengirim bahwa pesan telah diterima dan dimengerti (ini sangat penting, terutama pada pesan yang dikirimkan secara lisan).
Dengan diterimanya umpan balik dari pihak komunikan, akan terjadi komunikasi dua arah (two-way traffic atau two-way flow of communication).
Apabila antara pengirim berita dan penerima berita mempunyai pengalaman yang sama, komunikasi dapat berjalan dengan lancar.
c.    Channel/saluran/media
Channel adalah saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan komunikator kepada komunikan, atau jalan yang dilalui feedback komunikan kepada komunikator yang digunakan oleh pengirim pesan. Pesan dapat berupa kata-kata atau tulisan, tiruan, gambaran, atau perantara lain yang dapat digunakan untuk mengirim melalui berbagai channel yang berbeda, seperti telepon, televisi, faksimili, fotocopi, hand signal, E-mail, sandi morse, semafor, SMS, dan sebagainya. Pemilihan channel dalam proses komunikasi bergantung pada sifat berita yang akan disampaikan (Wursanto, 1994). Ada tiga macam bentuk berita:
a)    berita yang bersifat audible, yaitu berita yang dapat didengar, baik secara langsung maupun tidak langsung (sarana telepon, radio, lonceng, sirene)
b)    berita yang bersifat visual, yaitu berita yang dapat dilihat, yang berbentuk tulisan, gambar-gambar, poster, serta tanda-tanda, seperti sinar lampu, bendera
c)    berita yang bersifat audio-visual, yaitu berita yang daat didengar dan dilihat, baik melalui televisi, film, pameran, maupun kesenian.
Dalam praktik komunikasi, channel/media tidak selalu diperlukan oleh komunikator. Artinya, komunikasi dapat dilakukan secara langsung tanpa medium, yaitu isi pesan komunikator sampai kepada komunikan tanpa melalui media dan feedback dari komunikan kepada komunikator juga tidak melalui media. Proses komunikasi seperti ini disebut komunikasi langsung atau face to face (direct communication).
Ada bebeapa ciri komunikasi face to face, atau komunikasi yang menggunakan saluran antarpribadi (Liliweri, 1991), yaitu:
a)    arus pesan yang cenderung dua arah
b)    konteks komunikasi tatap muka
c)    tingkat umpan balik yang terjadi tinggi
d)    kemampuan mengataasi tingkat selektivitas (selective exposure) yang tinggi
e)    kecepatan jangkauan terhadap audience yang besar relatif lambat
f)     efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap
Namun, pada era informasi saat ini, media komunikasi sebagai unsur yang sangat penting dalam menunjang kecepatan dan keakuratan penyampaian informasi, hendaknya dimanfaatkan secara optimal.
Saat ini, pesan melalui SMS merupakan media komunikasi yang paling disenangi masyarakat di Indonesia.
C.   Proses Komunikasi
Sebelum masuk kedalam proses komunikasi dengan komunikan, dalam pikiran komunikator terjadi semacam rangsangan atau stimulus. Rangsangan itu terjadi karena faktor di luar dirinya (menyampaikan pesan karena ada peristiwa di luar dirinya), atau karena adanya faktor dari dalam dirinya (menyampaikan pesan dari dirinya sendiri), yaitu hasil oleh pikirannya sendiri yang ada dibenaknya.
Komunikator, sebelum mengirimkan pesannya, terlebih dahulu mengemasnya dalam bentuk  yang dianggap sesuai dan dapat diterima serta dimengerti oleh komunikan. Pengemasan pesan ini disebut sebagai encoding. Encoding secara harfiah, berarti memasukkan dalam kode. Dengan encoding itu, komunikator memasukkan atau mengungkapkan perasaannya kedalam kode atau lembang dalam bentuk kata-kata atau nonkata, mesalnya raut wajah atau gerak gerik tubuh.
Seteah pesan sampai pada komunikan, bila ada feedback, komunikan akan bertindak sebagai komunikator, yaitu memasukkan codeyang disebut sebagai decoding untuk disampaikan kembali kepada komunikator.
Proses komunikasi mempunyai dua model, yaitu model linier dan model sirkuler.
a.    Model Linier
Model ini mempunyai ciri sebuah proses yang hanya terdiri atas dua garis lurus, yaitu proses komunikasi beraal dari komunikator dan berakhir pada komunikan. Contoh: formula lasweell. Formula ini dikenal dengan rumusan cara untuk menggambarkan dengan tepat sebuah tidnak komunikasi, yaitu dengan menjawab pertanyaan:
a)    who (siapa)
b)    says what (mengatakan apa)
c)    in which channel (dengan saluran yang mana)
d)    to whom (kepada siapa)
e)    with what effect (dengan efek seperti apa)

b.    Model Sirkuler
Model sirkuler ditandai dengan adanya unsur feedback. Dengan demikian, proses komunikasi tidak berawal dari satu titik dan berakhir pada titik yang lain. Jadi, peroses komunikasi sirkuler itu berbalik satu lingkaran penuh.
Komunikasi yang efektif mempunyai ciri-ciri, yaitu dua arah (two ways). Model seperti ini menunjukkan adanya arus dari satu orang atau kelompok kepada orang atau kelompok lainnya, melalui umpan balik/feedback, kembali ke orang semula, membuat loop (balikan) atau putaran penutup. Balikan bermula pada saat seseorang atau pengirim (sender) mempunyai pesan yang akan dikomunikasikan. Pertama-tama, pengirim (sender) menulis pesan dan memberi arti dengan harapan pesannya dapat dimengerti. Pengirim selanjutnya mengirim pesan atau menyampaikannya melalui saluran (channel), baik melalui saluran formal atau informal di antara dua pihak, dengan menggunakan media atau perantara, misalnya face to face (berbicara tatap muka), telepon, menulis memo, faksimili, internet.
Penerima kemudian menerima pesan itu dan mencoba memahaminya, dengan cara menguraikan isi pesan yang telah diterima. Untuk itu, ia harus mendengarkan dengan baik apabila pesan disampaikan secara tertulis. Penerima memberi tahu kepada pengirim pesan dengan memberikan umpan balik bahwa pesan telah diterima.
Dalam banyak hal, komunikasi sering mengalami gangguan atau noise yang merupakan penghambat komunikasi sehingga dapat mengurangi keakuratan (ketepatan) pesan yang disampaikan.
Gangguan itu dapat terjadi selama komunikasi berlangsung, Misalnya, pesan yang disampaikan tidak jelas, pesan tertulis yang disampaikan tidak jelas, pesan yang diuraikan tidak menyeluruh, media yang digunakan untuk menyampaikan pesan mengalami gangguan, atau unsur waktu yang menekan atau membatasi penyampaian pesan.
D.   Bentuk-bentuk Komunikasi
Komunikasi mempunyai berbagai bentuk bergantung dari segi apa kita memandangnya. Berikut adalah bentuk-bentuk tersebut.
a.    Dari segi penyampaian pesannya, komunikasi dapat dilakukan secara lisan dan secara tertulis, atau secara elektronik melalui radio, televisi, telepon, internet, dan sebagainya.
b.    Dari segi kemasan pesan, komunikasi dapat dilakukan secara verbal (dengan berbicara) atau dengan non verbal (dengan bahasa isyarat). Komunikasi verbal: diwakili dalam penyebutan kata-kata, yang pengungkapannya dapat dilakukan dengan lisan atau tertulis. Komunikasi nonverbal: terlihat dalam ekspresi wajah atau mimik wajah, gerakan tangan, mata, dan bagian tubuh lainnya.
c.    Dari segi kemasan keresmian pelaku komunikasi, saluran komunikasi yang digunakan, dan bentuk kemasan pesan, komunikasi dapat dkategorikan sebagai bentuk komunikasi formal dan nonformal.
d.    Dari segi pasangan komunikasi, komunikasi dapat dilihat sebagai:
a)    komunikasi interpesonal (inter pesonal communication), yaitu proses komunikasi dalam diri komunikator: pengirim dan pesannya adalah dirinya sendiri. (Manusia sebagai makhluk rohani)
b)    komunikasi interpesonal (inter pesonal communication), yaitu interaksi tatap muka antara dua orang atau lebih yang pengirimnya dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapinya secara langsung pula. (Manusia sebagai makhluk sosial)
Secara garis besar, komunikasi dapat dibagi menjadi komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.
a.    Komunikasi verbal (verbal communication)
Dalam komunikasi verbal, informasi disampaikan secara verbal atau lisan. Proses penyampaian informasi secara lisan inilah yang dinamakan berbicara. Kualitas proses komunikasi verbal sering ditentukan oleh intonasi suara dan ekspresi raut muka serta gerakan-gerakan tubuh atau body language. Maksudnya, kata-kata yang diucapkan akan lebih jelas apabila disampaikan dengan intonasi suara, mimik, dan gerakan-gerakan yang tepat.
Dalam kehidupan sehari-hari, penyampaian dan penerimaan pesan yang menggunakan kata-kata sering juga menggunakan tulisan. Meskipun dalam bentuk tulisan, bahasa yang dipakai adalah bahasa lisan. Dalam organisasi, media verbal, seperti buletin, pamflet, leaflet merupakan media yang mempunyai peluang yang mempunyai hubungan personal yang tinggi dan mempunyai peluang yang dapat langsung memberikan umpan balik, seperti diskusi dan tatap muka.
b.    Komunikasi nonverbal (nonverbal communication)
Dalam komunikasi nonverbal, informasi disampaikan dengan menggunakan isyarat (gestures), gerak-gerik (movement), barang, waktu, cara berpakaian, atau sesuatu yang dapat menunjukkan suasana hati atau perasaan pada saat tertentu. Misalnya, ada saat seseorang sedang sakit, atau mungkin sedang stres.
Ada beberapa komunikasi nonverbal:
a)    cara berpakaian: komunikasi dengan penampilan. Kita sering mendengar pernyataan, “Pakaian menunjukkan apakah ia laki-laki atau perempuan”, dan kita mungkin akan memerhatikan bahwa model pakaian mengomunikasikan sesuatu
b)    waktu: menantikan saat mekanisme lainnya dalam komunikasi nonverbal dalam suatu organisasi adalah penggunaan waktu.
c)    Menggunakan tempat: seperti waktu, tempat membawakan komunikasi penting.

E.   Membangun komunikasi yang efektif
Secara, kata efektif sering diartikan sebagai mencapai sasaran yang  diinginkan (producing desired result), berdampak menyenangkan (having s pleasing effect), bersifat aktual, dan nyata (actual and real). Dengan demikian, komunikasi yang efektif dapat diartikan sebagai penerimaan pesan oleh komunikan atau receiver sesuai dengan pesan yang dikirim oleh sender atau komunkator, kemudian receiver atau komunikan memberikan respon yang positif sesuai dengan yang diharapkan. Jadi, komunikasi efektif itu terjadi apabila terdapat aliran informasi tersebut sama-sama direspons sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut (komunikator dan komunikan).
a.    Aspek-aspek komunikasi yang efektif
Ada lima aspek yang harus dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif.
a)    kejelasan (clarity): bahasa maupun informasi yang disampaikan harus jelas.
b)    ketepatan (accuracy): bahasa dan informasi yang disampaikan harus betul-betul akurat alias tepat
c)    konteks (contex): bahasa dan informasi harus disampaikan sesuai dengan keadaan dan lignkungan komunikasi itu terjadi
d)    alur (flow): keruntutan alur bahasa dan informasi sangat berarti dalam menjalin komunikasi yang efektif
e)    budaya (culture): aspek ini tidak hanya menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga tata krama atau etika
b.    Strategi membangun komunikasi yang efektif
a.    ketahui mitra bicara (audience)
b.    dipahami oleh audience
c.    ketahui tujuan
d.    perhatikan konteks
e.    pelajari kultur
f.     pahami bahasa
F.    Fungsi dan Tujuan Komunikasi
Komunikasi dikaitkan memiliki peran dominan dalam kehidupan manusia, sehingga fungsi komunikasi adalah mencapai tujuan perasn tersebut, yaitu antara lain:
a.    mencapai pengertian satu sama lain
b.    membina kepercayaan
c.    mengkoordinis tindakan
d.    merencanakan strategi
e.    melakukan pembagian pekerjaan
f.     melakukan aktivitas kelompok
g.    berbagi rasa
Dari berbagai fungsi komunikasi dalam kegiatan berkomunikasi tentu tidak semua fungsi tersebut secara paralel menjadi tujuan, namun akan dilihat dalam konteks apa dan bagaimana, serta untuk apa. Berbeda halnya ketika kita berkomunikasi di antara dua sahabat dengan berkomunikasi di antara dua sahabat dengan berkomunikasi kepada orang yang baru kita kenal, Dengan demikian, fungsi komunikasi setidaknya dapat berperan ketika kita juga mengetahui tujuan komunikasi.
Fungsi lain yang dikemukakan oleh komunikasi berhubungan dengan perannya dalam mempermudah pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan memperhatikan data guna mengenali dan menilai pilihan-pilihan alternatif.
Uraian di atas mensyaratkan bahwa komunikasi memiliki emat fungsi utama dalam suatu organisasi atau dalam kelompok tertentu, yaitu:
a.    Fungsi pengawasan
b.    Fungsi motivasi
c.    Fungsi pengungkapan emosional
d.    Fungsi informasi. (Robbins, 1996:5)
BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
a.      Secara umum komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia mengenai isi pikiran dan perasaannya. Pengungkapan isi  pikiran dan perasaan tersebut apabila diaplikasikan secara benar dengan etika yang tepat akan mampu mencegah dan menghindari konflik antarpribadi, antarkelompok, antarsuku, bahkan antarbangsa, sehingga dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
b.      Halangan terhadap komunikasi yang efektif adalah terjadinya kegelisahan komunikasi atau kecemasan yang melemahkan. Meskipun banyak orang ‘ngeri’ berbicara di depan suatu kelompok, penahanan ini mengenai seluruh kategori tekhnik komunikasi. Orang yang mengalami kegelisahan komunikasi akan mengalami ketegangan dan kecemasan yang tidak pada tempatnya (lisan atau tulisan).
B.   Saran
a.      Apabila antara komunikator dan komunikan atau sebaliknya tidak terdapat kesamaan makna karena salah satunya tidak mengerti apa maksud isi pesan yang disampaikan, kondisi demikian dinyatakan suasana komunikasi yang belum efektif. Untuk itu terlebih dahulu kita harus memahami pengertian komunikasi baik secara etimologis maupun pengertian dan definisi komunikasi itu sendiri, tujuan, fungsi, serta juga unsur-unsur komunikasi dan hal-hal mendasar dalam berkomunikasi.
b.      Keadaan yang perlu dicermati dalam proses komunikasi adalah field of experience yakni pengalaman. Jika pengalaman yang dimiliki komunikator sama dengan bidang pengalaman yang dimiliki komunikan, maka komunikasi akan berjalan lancar. Namun ketika pengalaman komunikator berbeda dari pengalaman komunikan biasanya muncul perbedaan persepsi di antara keduanya karena tidak muncul kesamaan makna, sehingga membuat komunikasi tidak efektif.

DAFTAR PUSTAKA
·         Khaerul Umam, 2010. Perilaku Organisasi. Bandung: CV. Pustaka Setia.
·         Hendyat Soetopo, 2010. Perilaku Organisasi Teori Praktik di Bidang Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
·         Dr. Erliana Hasan, M.Si., 2010. Komunikasi Pemerintahan. Bandung: Refika Aditama.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar